Rabu, 13 November 2013

Al A'Zhom Bersholawaat bersama Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina



HADIRLAH & SYIARKANLAH TABLIGH AKBAR
Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina .

Sabtu 16 November 2013
Pukul 12.00 siang ( Ba'da Dzuhur )
Bertempat di Masjid Raya Al A'zhom
Pusat Pemerintahan Kota Tangerang

Insya Allah akan dihadiri :

Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry
Al Habib Ahmad bin Muhdor Al Athos
Para Habaib , Kyai dan para alim ulama lainnya

Acara untuk Pria dan wanita
Bagi pengendara motor, wajib memakai Helm dan Tertib lalu lintas
Info Majelis : 08998336919


مجلس صلوات حين فيقولوبنا
الحبيب نبيل بين سياق القادري
::::====================::::====================::::
Sekretariat Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina
JL. Mawar Raya Blok OIII No.3 Komp. Larangan Indah, 
Larangan Utara - Ciledug, Kota Tangerang

Info Jadwal   :
Rahmat Hidayat  : 08998336919
  Syatiri Ahmad     : 089630012133

 

Senin, 17 Juni 2013

TABLIGH AKBAR MILAD KE - 4 MAJELIS SHOLAWAAT HAYYUN FII QULUBINA


HADIRILAH & SYIARKANLAH TABLIGH AKBAR
Milad Ke - 4 Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina

Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry

Sabtu 29 Juni 2013 Pukul: 20.00 WIB
Bertempat di Perumahan Puri Beta 1
Larangan Utara - Ciledug Kota Tangerang

Insya Allah akan dihadiri Para Habaib & Alim Ulama Lainnya.

مجلس صلوات حين فيقولوبنا
الحبيب نبيل بين سياق القادري
::::====================::::====================::::
Sekretariat Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina
JL. Mawar Raya Blok OIII No.3 Komp. Larangan Indah, 
Larangan Utara - Ciledug, Kota Tangerang

Info Jadwal   :
Rahmat Hidayat  : 08998336919
  Syatiri Ahmad     : 089630012133
 
 

Kamis, 13 Juni 2013

Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry









Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry bersama Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh


Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry bersama Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Jufry

 Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry bersama Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidh


Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry bersama Sayyidil Walid Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf


Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry bersama Al Maghfurlah Sulthonul Qulub Al Habib Munzir bin Fuad Al Musawa 'Alaihi Rahmatullah

Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry bersama Al Mujahid Fisabilillah Al Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab

Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry bersama Al Musnid Al Arifbillah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh

Robby fanfa'na bibarkatihim wahdinalhusna bihurmatihim
Wa 'amitnafiiyy Tariqatihim wamu'afatin Minalfitani

مجلس صلوات حين فيقولوبنا
الحبيب نبيل بين سياق القادري

::::====================::::====================::::


Sekretariat Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina
JL. Mawar Raya Blok OIII No.3 Komp. Larangan Indah, 
Larangan Utara - Ciledug, Kota Tangerang

Info Jadwal   :
Rahmat Hidayat  : 08998336919
  Syatiri Ahmad     : 089630012133






Rabu, 06 Maret 2013

Teks Maulid Addhiya Ulami'

Teks Maulid Adhiya' Ullami

بسم الله الر حمن الر حيم

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد حَبِيبِكَ الشَّافِعِ الْمُشَفَّع
يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد أَ عْلَى الْوَ رَ ي رُ تْبَةً وَ أَرْ فَع
يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد أَسْمَى الْبَرَ ايَا جَاهًا وَ أَوْ سَع
يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَ اسْلُكْ بِنَا رَ بِّ خَيْرَ مَهْيَع
يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَ عَافِنَا وَ اشْفِ كُلَّ مُوْ جَع
يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَ أَصْلِحِ الْقَلْبَ وَ اعْفُ وَ نْفَع
يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَا كْفِ الْمُعَادِي وَ اصْرِفْهُ وَرْدَ ع
يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد نَحُلُّ فِي حِصْنِكَ الْمُمَنَّع
يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد رَ بِّ ارْ ضَ عَنَّا رِ ضَاكَ اْلأَ رْ فَع
يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وَ اجْعَلْ لَنَا فِي الْجِنَانِ مَجْمَع
يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد رَ افِقْ بِنَا خَيْرَ خَلْقِكَ اجْمَع
يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد يَا رَ بِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَ سَلِّمْ

اللهـم صـل وسـلم وبارك علـيه وعلـى آلـه

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang

Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad,
Kekasih- Mu pemilik syafa’at yang dilimpahi syafa’at- Mu.

Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad,
Semulia-mulia ciptaan, dalam keagungan dan derajatnya.

Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad,
Makhluk yang termulia kedudukannya, melebihi segenap ciptaan.

Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad,
Jalankanlah kami Wahai Tuhan ke jalan yang paling benar (jalan nabi- Mu).

Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad,
Sembuhkanlah kami dari segala Keluhan penyakit,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,
Perbaikilah Hati dan ma’afkanlah, dan berilah kami (segala yang) manfa’at,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,
Bentengilah dari yang sedang memusuhi kami dan hindarkanlah kami dari musuh yang akan datang kepada kami,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,
Kami berlindung di dalam Benteng- Mu Yang Melindungi dari segala gangguan,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,
Ya Allah Ridhoilah kami dengan Keridhoan- Mu Yang Agung,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,
Jadikanlah kami berkompul dengan Nabi- Mu di Surga,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,
Jadikanlah kami selalu berdampingan dengan Sebaik-baik Ciptaan- Mu,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atas Muhammad,
Ya Allah Limpahkanlah Shalawat atasnya serta Salam Sejahtera,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya,


بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمنِ الرَّ حِيمِ
أَعُو ذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّ جِيمِ

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينَا * لِيَغْفِرَ لَكَ اللهُ
مَا تَقَدَّ مَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَ يُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ
وَ يَهْدِ يَكَ صِرَ اطًا مُسْتَقِيمًا * وَ يَنْصُرَ كَ اللهُ
نَصْرً ا عَزِ يزً ا *

لَقَدْ جَاءَ كُمْ رَ سُو لٌ مِنْ أَ نْفُسِكُمْ عَزِ يزٌ عَلَيْهِ
مَا عَنِتُّمْ حَرِ يصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْ مِنِينَ رَ ءُو فٌ
رَ حِايمِ * فَإِنْ تَوَ لَّوْ ا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لاَ إِلهَ إِلاَّ
هُوَ عَلَيْهِ تَوَ كَّلْتُ وَ هُوَ رَ بُّ الْعَرْ شِ الْعَطِيمِ *

إِنَّ اللهَ وَ مَلاَ ئِكَتَهُ يُصَلُّو نَ عَلَى النَّبِيِّ
يَا أَيُّهَا الَّذِ ينَ آمَنُوا صَلُّو ا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوا تَسْلِيمًا *

اللهـم صـل وسـلم وبارك علـيه وعلـى آلـه

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.

“ SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MEMBENTANGKAN BAGIMU (Wahai Muhammad saw) KEMENANGAN YANG GEMILANG. AGAR DIA ALLAH MENGAMPUNI DOSA-DOSAMU YANG TERDAHULU DAN YANG AKAN DATANG. DAN MENYEMPURNAKAN NI’MAT NYA ATASMU (Wahai Muhammad saw), DAN DIA (Allah) MEMBERIMU PETUNJUK KE JALAN YANG LURUS, DAN ALLAH AKAN MEMBERIKAN PERTOLONGAN PADAMU DENGAN PERTOLONGAN YANG MULIA”,

“ SESUNGGUHNYA TELAH DATANG KEPADAMU UTUSAN DARI GOLONGANMU, DAN SANGAT BERAT BAGINYA (Muhammad saw) APA-APA YANG MENIMPA KALIAN, DAN SANGAT MENJAGA KALIAN (Dari Kemurkaan Allah dan Neraka), DAN IA SANGAT BERLEMAH LEMBUT DAN BERKASIH SAYANG ATAS ORANG-ORANG MU’MIN,
MAKA JIKA MEREKA INGKAR MAKA KATAKANLAH : CUKUPLAH PERTOLONGAN ALLAH BAGIKU, TIADA TUHAN SELAIN DIA, DAN KEPADA NYA AKU BERSERAH DIRI DAN DIA ADALAH PEMILIK ARSY YANG AGUNG”,

“ SESUNGGUHNYA ALLAH DAN PARA MALAIKAT NYA BERSHALAWAT ATAS NABI (saw), WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN BERSHALAWATLAH PADANYA, DAN BERILAH SALAM KEPADANYA DENGAN SEBAIK-BAIK SALAM SEJAHTERA”,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya.



اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي هَدَ انَا
بِعَبْدِه ِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا
إِ لَيْهِ بِاْلإِذْنِ و َقَدْ نَادَ انَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَ لَّنَا وَحَدَ انَا
صَلَّى عَلَيْكَ اللّهُ بَارِ ئُكَ الَّذِي
بِكَ يَا مُشَفَّعُ خَصَّنَا وَحَبَاَنا
مَعَ آلِكَ اْلأَطْهَارِ مَعْدِنِ سِرِّ كَ
اْلأَ سْمَى فَهُمْ سُفُنُ النَّجَاةِ حِمَاَنا
وَعَلَى صَحَا بَتِكَ الْكِرَ امِ حُمَاةِ دِ يـْنِكَ
أَصْبَحُوْ ا لِوَ لاَئِهِ عُنْوَ اَنا
وَ التَّابِعِينَ لَهُمْ بِصِدْقٍ مَا حَدَى
حَادِي الْمَوَدَّةِ هَيَّجَ اْلأَشْجَانَا
وَاللّهِ مَا ذُ كِرَ الْحَبِيْبُ لَدَى الْمُحِبِّ
إِلاَّ وَ أَضْحَى وَالِهًا نَشْوَ انَا
أَيْنَ الْمُحِبُّو نَ الَّذِ يْنَ عَلَيْهِمُ
بَذْ لُ النُّفُو سِ مَعَ النَّفَائِسِ هَانَا
لاَ يَسْمَعُو نَ بِذِ كْرِ طهَ الْمُصْطَفَى
إِلاَّ بِهِ انْتَعَشُوْا وَ أَذْ هَبَ رَاَنا
فَا هْتَا جَتِ اْلأَرْ وَاحُ تَشْتَاقُ اللِّقَا
وَ تَحِنُّ تَسْأَلُ رَبَّهَا الرّ ِضْوَ انَا
حَالُ الْمُحِبِّيْنَ كَذَا فَاسْمَعْ إِلَى
سِيَرِ الْمُشَفَّعِ وَ ارْ هِفِ اْلآذَا نَا
وَانْصِتْ إِلَى أَوْ صَافِ طهَ الْمُجْتَبَى
وَاحْضِرْ لِقَلْبِكَ يَمْتَلِىْء وِ جْدَ انَا
{ يَا رَ بَّنَا صَلِّ وَسَلِّمْ دَ ائِمًا
عَلَى حَبِيْبِكَ مَنْ إِلَيْكَ دَعَانَا}

اللهـم صـل وسـلم وبارك عـليه وعـلى آلـه

Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita petunjuk,
Melalui Hamba- Nya yang terpilih(saw) yang telah menyeru kami

Kepada Nya dengan Izin Nya, dan sungguh Beliau (saw) telah menyeru kami,
Kami datang kepadamu Wahai Yang telah Menunjuki kami ke jalan yang benar (kami mendatangi panggilanmu Wahai Nabi saw), dan yang telah menyeru kami dengan Lemah Lembut dan Bahasa Indah,

Limpahan Shalawat padamu dari Allah yang telah Menciptakanmu,
Yang denganmu Wahai Pembawa Syafa’at, telah membuat kami Terpilih dan Terkasihi,

Juga pada Keluargamu yang Suci, sebagai Sumber-sumber Rahasiamu
Yang Tinggi, maka merekalah Bahtera Penyelamat yang Membentengi kami,

Dan pada Para Sahabatmu yang Mulia, yang menjadi Dinding Penyelamat bagi Ajaranmu dan Figur Panutan bagi Pencintanya (saw),

Juga terhadap para Tabi’in setelah mereka, yang mengikuti mereka dengan jujur dan bersungguh-sungguh,
Sebanyak puji pujian Kerinduan yang Merobohkan Kesedihan,

Demi Allah tidaklah diperdengarkan Nama Sang Kekasih (saw) pada orang yang mencintainya,
Maka akan tersentak gembira dan hilanglah segala kesusahan,

Dimanakah Para Pecinta, yang mereka itu rela berkorban dengan Nyawa dan meremehkan hal-hal yang berharga (yang bersifat duniawi),

Tidaklah mereka mendengar sebutan Nama Thaahaa Al Musthafa (saw),
Maka bangkitlah Semangat dan hilanglah segala Kegundahan hati,
Maka Bergetarlah ruh-ruh merindukan perjumpaan, dan merintih memohon Keridhoan dari Tuhan Nya,

Begitulah keadaan para Pecinta maka dengarlah Perjalanan Hidup Sang Pembawa Syafa’at dan Konsentrasikanlah Pendengaran,

Maka Simaklah akan sifat-sifat Thaahaa (saw), Imam yang Terpilih
Dan hadirkanlah hatimu, niscaya terpenuhilah hatimu dengan Kerinduan padanya (saw),

Wahai Tuhan Kami Limpahkanlah Shalawat dan Salam Sejahtera Selamanya,
pada Kekasih Mu yang telah menyeru kami Kepada Mu,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya




نَـبَّأَنَا اللّهُ فَقَالَ : جَاءَ كُمْ
نُو رٌ فَسُبْحَانَ الَّذِي أَنْبَانَا
وَالنُّو رُ طهَ عَبْدُ هُ مَنَّ بِهِ
فِي ذِ كْرِ هِ أَعْظِمْ بِهِ مَنَّانَا
هُوَ رَ حْمَةُ الْمَوْ لَى تَأَمَّلْ قَوْ لَهُ
{ فَلْيَفْرَ حُو ا} وَ اغْدُ بِهِ فَرْ حَانَا
مُسْتَمْسِكًا بِالْعُرْ وَةِ الْوُ ثْقَى
وَ مُعْتَصِمًا بِحَبْلِ اللّهِ مَنْ أَنْشَانَ
وَاسْتَشْعِرَنْ أَنْوَ ارَ مَنْ قِيلَ : مَتَى
كُنْتَ نَبِيَّا، قَالَ : آدَ مُ كَانَا
بَيْنَ التُّرَ ابِ وَ بَيْنَ مَاءٍ فَاسْتَفِقْ
مِنْ غَفْلَةٍ عَنْ ذَا وَ كُنْ يَقْظَانَا
وَ اعْبُرْ ِإ لَى أَسْرَ ارِ رَ بِّي لَمْ يَزَ لْ
يَنْقُلُنِي بَيْنَ الْخِيَارِ مُصَانَا
لَمْ تَفْتَرِ قْ مِنْ شُعْبَتَيْنِ إِلاَّ أَ نَا
فِي خَيْرِ هَا حَتَّى بُرُ و زِ يَ آ نَا
فَأَنَا خِيَارٌ مِنْ خِيَارٍ قَدْ خَرَ جْـتُ
مِنْ نِكَا حٍ لِي إِلهِيَ صَانَا
طَهَّرَ هُ اللّهُ حَمَاهُ اخْتَارَ هُ
وَ مَا بَرَ ى كَمِثْلِهِ إِ نْسَانَا
وَ بِحُبِّهِ وَ بِذِ كْرِ هِ وَ النَّصْرِ وَ التَّـ
ـوْ قِيرِرَ بُّ الْعَرْ شِ قَدْ أَوْ صَانَا
{يَا رَ بَّنَا صَلِّ وَ سَلِّمْ دَ ائِمًا
عَلَى حَبِيبِكَ مَنْ إِلَيْكَ دَ عَانَا}

اللهـم صـل وسـلم وبارك عـليه وعـلى آلـه

Maka telah datang kabar dari yang berfirman : “ TELAH DATANG KEPADAMU CAHAYA ….. “ (QS Al Maidah : 15), Maha Suci Yang Telah Mengabarkannya kepada kita,

Dan cahaya Thaahaa Hamba- Nya, terlimpahkan dengan mengingatnya (saw), maka Agungkanlah Sang Pemberi Anugerah,

Dia (saw) adalah Rahmat dari Sang Pencipta, maka renungkanlah Firman Nya : “ MAKA BERGEMBIRALAH KAMU “, (“KATAKANLAH : DENGAN DATANGNYA ANUGERAH ALLAH DAN RAHMATNYA MAKA DENGAN ITU KALIAN BERGEMBIRALAH“) maka bergegaslah untuk bergembira dengan Kedatangannya (saw),

Dengan berpegang teguh pada Tali terkuat (Al Qur’an dan Hadits) dan berusahalah senantiasa berada di Jalan Allah, yang telah menciptakan kita,

Renungkanlah Cahaya cahaya (Rasul saw) yang ketika dikatakan kepadanya (saw) “sejak kapankah Kenabianmu ?” , maka sabdanya kenabianku sejak Adam As,

Masih berada diantara Air dan Tanah “, maka sadarlah kamu dari kelalaianmu itu dan bangkitlah sadar,

Maka fahamilah rahasia-rahasia Tuhanku yang selalu memindahkanku (saw) diantara Sulbi orang mulia ke sulbi orang yang mulia dan terpilih,

Tidaklah terpisah dari dua kelompok (Suku), terkecuali aku berada pada yang terbaik, begitulah hingga aku dilahirkan,

Maka aku adalah yang terpilih dari yang terpilih, dan aku terlahir dari pernikahan yang Tuhanku telah menjaganya,

Allah telah menyucikan (saw), serta menjaga dan memilihnya (saw), maka tidaklah pernah Allah memunculkan manusia menyerupainya (saw),

Dan dengan mencintainya dan mengingatnya serta membantu syari’atnya dan dengan penghormatan padanya (saw) Allah pencipta Arsy telah mewasiatkan kita,

Wahai Tuhan Kami Limpahkanlah Shalawat dan Salam Sejahtera Selamanya, Pada Kekasih Mu yang telah menyeru kami Kepada- Mu,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya,
هذَا وَ قَدْ نَشَرَ اْلإِ لهُ نُعُوتَهُ
فِي الْكُتْبِ بَيَّنَهَا لَنَا تِبْيَانَا
أَخَذَ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا
آتَيْتُكُمْ مِنْ حِكْمَةٍ إِحْسَانَا
وَجَاءَ كُمْ رَسُولُنَا لَتُؤْ مِنُنَّ
وَ تَنْصُرُو نَ وَ تُصْبِحُو نَ أَعْوَ انَا
قَدْ بَشَّرُوْ ا أَقْوَ ا مَهُمْ بِالْمُصْطَفَى
أَعْظِمْ بِذَلِكَ رُتْبَةً وَ مَكَانَا
فَهُوَ وَ إِنْ جَاءَ اْلأَ خِيرُ مُقَدَّ م ٌ
يَمْشُونَ تَحْتَ لِوَ اءِ مَنْ نَادَ انَا
يَا أُمَّةَ اْلإِ سْلا َمِ أَوَّ لُ شَافِعٍ
وَ مُشَفَّعٍ أَنَا قَطُّ لاَ أَتَوَ انَى
حَتَّى أُنَادَ ى ارْ فَعْ وَ سَلْ تُعْطَ وَ قُلْ
يُسْمَعْ لِقَوْ لِكَ نَجْمُ فَخْرِكَ بَانَا
وَ لِوَ اءُ حَمْدِ اللّهِ جَلَّ بِيَدِ ي
وَ َلأَ وَّ لاً آتِي أَنَا الْجِنَانَـا
وَ أَ كْرَ مُ الْخَلْقِ عَلَى اللّهِ أَنَا
فَلَقَدْ حَبَاكَ اللّهُ مِنْهُ حَنَانَا
وَ لَسَوْ فَ يُعْطِيكَ فَتَرْ ضَى جَلَّ مِنْ
مُعْطٍ تَقَاصَرَ عَنْ عَطَا هُ نُهَانَا
بِاللّهِ كَرِّرْ ذِ كْرَ وَ صْفِ مُحَمَّدٍ
كَيْمَا تُزِ يحَ عَنِ الْقُلُو بِ الرَّ انَا

{يَا رَ بَّنَا صَلِّ وَ سَلِّمْ دَائِمًا
عَلَى حَبِيبِكَ مَنْ إِلَيْكَ دَعَانَا}



اللهـم صـل وسـلم وبارك علـيه وعلـى آلـه


Begitulah, dan telah Tuhan sebarkan tentang sifat-sifatnya (saw) dalam kitab kitab terdahulu dan Al Qur’an yang menjelaskannya dengan sejelas jelasnya,

Dia (Allah) telah mengambil Perjanjian dari para Nabi ketika telah Kudatangkan pada kalian Hikmah dan Kemuliaan,

Dan datanglah pada kalian (wahai para Nabi) Utusan Kami (saw) maka agar kalian (wahai para Nabi) beriman padanya, dan kalian (wahai para Nabi) mendukungnya (saw), dan agar kalian (wahai para Nabi) menjadi pengikutnya,

Dan bahwasannya Para Nabi terdahulu telah memberi kabar gembira pada umat umat mereka akan kedatangan nabi terpilih, maka Muliakanlah Martabat dan Kedudukkannya,

Maka apabila telah datang hari kiamat, para Nabi terdahulu berjalan di bawah naungan Panji Sang Nabi (saw) yang telah menyeru kita,

Wahai Umat Islam, aku adalah yang pertama Sebagai Pemberi Syafa’at dan yang Pertama menyebarkannya, dan tidaklah aku ragu dan memperlambat,

Hingga diserukan kepadaku (ketika bersujud memohon syafa’at) angkatlah kepalamu (wahai Muhammad), dan katakanlah permintaanmu niscaya Ku kabulkan permohonanmu dan bicaralah niscaya Ku dengar pembicaraanmu, sungguh Bintang Kemuliaanmu (Wahai Nabi saw) sungguh jelas dan terang,

Dan Panji Pujian kepada Allah Yang Maha Perkasa berada di tanganku (saw) dan aku (saw) adalah manusia pertama yang mendatangi surga- Nya,

Dan aku (saw) telah menjadi ciptaan yang paling mulia di sisi Allah, maka sungguh engkau (wahai nabi) telah terpelihara oleh Allah dengan kasih sayang- Nya,

“DAN AKAN DIA LIMPAHKAN KEPADAMU (saw) ANUGERAH KAMI HINGGA ENGKAU (saw) PUAS” (dan ayat ini) merupakan tanda kebesaran dari Yang Maha Pemberi, dan pemberian itu merupakan hal yang akal sulit untuk menerimanya (seperti banyaknya Mukzijat beliau saw),

Demi Allah ulang-ulanglah peringatan sifat-sifat Muhammad, agar menjadi penawar dan pengikis kotoran-kotoran hati,

Wahai Tuhan Kami Limpahlanlah Shalawat dan Salam Sejahtera Selamanya pada Kekasih Mu yang telah menyeru kami Kepada- Mu,

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya,


لَمَّا دَ نَا وَ قْتُ الْبُرُو ز ِ ِلأَ حْمَدٍ
عَنْ إِذْنِ مَنْ مَا شَاءَ هُ قَدْ كَانَـا
حَمَلَتْ بِهِ اْلأُ مُّ اْلأ َمِينَةُ بِنْتُ وَ هـ
بٍ مَنْ لَهَا أَعْلَى اْلإِ لهُ مَكَانَا
مِنْ وَ الِدِ الْمُخْتَارِ عَبْدِ اللّهِ بْنِ
عَبْدٍ لِمُطَّلِبٍ رَ أَى الْبُرْ هَانَا
قَدْ كَانَا يَغْمُرُ نُورُ طهَ وَجْهَهُ
وَسَرَ ى إِلَى اْلاِ بْنِ الْمَصُونِ عَيَانَا
وَهُوَ ابْنُ هَاشِمٍ الْكَرِ يمِ الشَّهْمِ بْنِ
عَبْدِ مَنَافٍ اِبْنِ قُصَيٍّ كَانَا
وَ الِدُ هُ يُدْعَى حَكِيمًا شَأْ نُهُ
قَدِ اعْتَلَى أَعْزِزْ بِذ لِكَ شَانَا
وَاحْفَظْ أُصُو لَ الْمُصْطَفَى حَتَّى تَرَى
فِي سِلْسِلا َتِ أُصُو لِهِ عَدْنَانَا
فَهُنَاكَ قِفْ وَ اعْلَمْ بِرَ فْعِهِ إِ لَى السْـ
مَاعِيلَ كَانَا لِلأَبِ مِعْوَ انَا
وَ حِينَمَا حَمَلَتْ بِهِ آمِنَةٌ
لَمْ تَشْكُ شَيْئًا يَأْ خُذُ النِّسْوَ انَا
وَبِهَا أَحَاطَ اللُّطْفُ مِنْ رَ بِّ السَّمَا
أَ قْصَى اْلأَ ذَى وَ الْهَمَّ وَ اْلأَ حْزَ انَا
وَ رَ أَتْ كَمَا قَدْ جَاءَ مَا عَلِمَتْ بِهِ
أَنَّ الْمُهَيْمِنَ شَرَّ فَ اْلأَ كْوَ انَا
بِالطُّهْرِ مَنْ فِي بَطْنِهَا فَاسْتَبْشَرَ تْ
وَ دَ نَا الْمَخَاضُ فَأُتْرِ عَتْ رِ ضْوَ انَا
وَ تَجَلَّتِ اْلأَ نْوَ ارُ مِنْ كُلِّ الْجِهَا
تِ فَوَ قْتُ مِيلاَ دِ الْمُشَفَّعِ حَانَا
وَقُبَيْلَ فَجْرٍ أَبْرَ زَتْ شَمْسُ الْهُدَى
ظَهَرَ الْحَبِيبُ مُكَرَّ مًا وَ مُصَانَا

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُللهِ وَلاَ إلهَ إِلاَ اللهُ وَاللهُ أَ كْبَرُ أربعًا
وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِـاللهِ الْعَلِيِّ الْعَطِيمِ فِـي كُــلِّ لَـحْظَةٍ أَبَدًا
عَدَدَ خَلْـقِهِ وَرِضَا نَـفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْ شِهِ وَ مِدَادَ كَـلِمَاتِهِ.


Ketika telah dekat waktu kelahiran Ahmad (saw) dari Izin Nya, yang apabila menghendaki sesuatu tidaklah akan terhalang,

Ia (saw) berada di dalam kandungan Sang Ibu Aminah binti Wahb, yang baginya telah Allah Muliakan Martabatnya (sebagai ibu bagi sebaik baik ciptaan),

Dari ayah Sang Hamba yang terpilih (saw), yaitu (ayahnya itu) Abdullah bin Abdul Muthalib yang melihat tanda-tanda (Isyarat Kenabian),

Telah terjadi bahwa wajahnya (ayahnya) diterangi Cahaya Thaahaa (saw) yang kemudian berpindah kepada Sang Anak yang terjaga ini (cahaya itu) terlihat dengan jelas,

Dan dia adalah keturunan Hasyim yang Mulia dan Perkasa , putra Abdu Manaaf, Keturunan Qushay yang dahulu,

Ayahnya digelari Hakiim (orang yang adil) dan kepribadiannya telah termasyur, maka berbanggalah dengan kepribadian itu,

Dan hafalkanlah silsilah keturunan Nabi yang Terpilih hingga kau temukan silisilahnya pada (datuknya) Adnan,

Apabila telah sampai kepada Adnan maka berhentilah, (bahwa setelah Adnan, banyak riwayat yang berbeda) dan ketahuilah bahwa nasabnya bersambung hingga Ismail As (putra Ibrahim As) yang telah menjadi pendukung Ayahnya (Ibrahim As),

Dan ketika Aminah (ra) mengandungnya (saw) tidaklah Ia (Ibundanya ra) merasa sakit sebagaimana keluhan wanita hamil,

Baginya (Aminah ra) selubung Kelembutan dari Allah Pemelihara Langit, hilanglah segala gangguan, kegelisahan dan kesedihan,

Kemudian ia (Aminah ra) menyaksikan sebagaimana yang telah diketahuinya, bahwa Yang Maha Pemelihara telah memuliakan Alam Semesta,

Dengan kesucian bayi di dalam kandungannya, maka iapun bergembira ketika telah dekat saat saat kelahiran, maka berluapanlah limpahan keridhoan Nya, (Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, 4X)

Maka Muncullah Cahaya Cahaya dari segala penjuru dan Detik Kelahiranpun tiba,

Beberapa saat sebelum terbitnya fajar Muncullah Matahari Hidayah, Lahirlah Sang Kekasih yang Termuliakan dan Terjaga,

صَلَّى اللّهُ عَلَى مُحَمَّد صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم

يَا نَبِي سَلاَ مُ عَلَيْكَ يَا رَسُو ل سَلاَ مُ عَلَيْكَ
يَا حَبِيب سَلاَ مُ عَلَيْك صَلَو اتُ اللّه عَلَيْكَ

أَبْرَ زَ اللّهُ الْمُشَفَّع صَاحِبُ الْقَدْ رِ الْمُرَ فَّع
فَمَلاَ النُّو رُ النَّوَ احِي عَمَّ كُلَّ الْكَوْنِ أَجْمَع
نُكِسَتْ أَصْنَامُ شِرْ كٍ وَ بِنَا الشِّرْ كُ تَصَدَّ ع
وَ دَ نَا وَ قْتُ الْهِدَ ايَة وَ حِمَى الْكُفْرِ تَزَعْزَ ع
مَرْ حَبًا أَهْلاً وَ سَهْلاً بِكَ يَا ذَا الْقَدْرِ اْلأَ رْ فَع
يَا إِمَامَ اهْلِ الرِّ سَالَة مَنْ بِهِ اْلآ فَاتِ تُدْ فَع
أَنْتَ فِي الْحَشْرِ مَلاَ ذٌ لَكَ كُلُّ الْخَلْقِ تَفْزَ ع
وَ يُنَادُ ونَ تَرَ ى مَا قَدْدَهَى مِنْ هَوْلٍ أَفْظَع

طَلَعَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا مِنْ ثَنِيَّةِ الْوَ دَاع
وَ جَبَ الشُّكْرُ عَلَيْنَا مَا دَ عَا لِلّهِ دَاع

فَلَهَا أَنْتَ فَتَسْجُد وَ تُنَادَ ى أشْفَع تُشَفَّع
فَعَلَيْكَ اللّهُ صَلَّى مَا بَدَ ى النُّو رُ وَ شَعْشَع
وَ بِكَ الرَّ حْمنَ نَسْأَل وَ أِلهُ الْعَرْشِ يَسْمَع
يَا عَظِيمَ الْمَنِّ يَا رَ بّ شَمْلَنَا بِالْمُصْطَفَى اجْمَع
وَ بِهِ فَا نْظُرْ إِلَيْنَا وَ اعْطِنَا بِه كُلَّ مَطْمَع
وَ ا كْفِنَا كُلَّ الْبَلاَ يَا وَ ادْ فَعِ اْلآ فَاتِ وَ ارْفَع

رَبِّ فَا غْفِرْ لِي ذ ُنُو بِـي بِبَرْكَةِ الْهَادِي الْمُشَفَّع

وَ اسْقِنَا يَا رَبّ أَغِثْنَا بِحَيَا هَطَّالِ يَهْمَع
وَ اخْتِمِ الْعُمْرَ بِحُسْنَى وَاحْسِنِ الْعُقْبَىوَمَرْجَع
وَ صَلاَ ةُ اللّهِ تَغْشَى مَنْ لَهُ الْحُسْنُ تَجَمَّع
أَ حْمَدَ الطُهْرَ وَ آلِه وَ الصَّحَابَة مَالسَّنَا شَع

اللهـم صـل وسـلم وبارك علـيه وعلـى آلـه


Bershalawat Allah kepada (Nabi) Muhammad
Bershalawat Allah padanya dan memberi salam sejahtera (3x)

Wahai Nabi salam sejahtera bagimu, Wahai Rasul salam sejahtera bagimu.
Wahai Kekasih salam sejahtera bagimu, Shalawat Allah bagimu.

Telah tiba dengan kehendak Allah sang penberi syafa’at, Yang memiliki derajat yang dimuliakan.
Maka limpahan cahaya memenuhi segala penjuru, Meliputi seluruh alam semesta.

Maka berjatuhanlah patung-patung berhala di ka’bah, Dan tumbanglah sendi-sendi kemusyrikan.
Maka dekatlah saat-saat petunjuk, Dan benteng kekafiranpun berguncang.

Salam sejahteralah atas kedatanganmu, Wahai sang pemilik derajat yang mulia.
Wahai Imam dan pemimpin para Rasul, Yang dengannya bencana-bencana terhapuskan.

Engkaulah satu-satunya harapan di hari Qiamat, Kepadamulah seluruh ciptaan berlindung dari kemurkaan Allah.Kemudian mereka datang memanggil-manggilmu dengan penuh harapan, Ketika menyaksikan dahsyatnya kesulitan dan rintangan.

Maka karena itulah engkau (SAW) bersujud kehadirat Tuhanmu,
Maka diserukan kepadamu berikanlah syafa’at, karena engkau diizinkan memberi syafa’at.

Maka atasmu limpahan shalawat dari Allah, Selama cahaya masih bersinar terang benderang.

Dan denganmu (SAW) kami memohon kepada Ar Rahmaan, Maka pencipta Arsy mendengar do’a kami.

Wahai pemberi anugerah yang mulia, Wahai Tuhan, Kumpulkanlah kami dengan AlMusthafa (SAW).

Dan demi Dia (SAW), maka pandanglah kami dengan kasih sayangmu, Dan berilah kami segala yang kami inginkan.

Dan hindarkanlah kami dari segala bencana, Dan jauhkanlah segala kesulitan, dan angkatlah sejauh-jauhnya.

Dan siramilah Wahai Tuhanku serta tolonglah kami, Dengan lebatnya curahan rahmat- Mu.

Dan akhirilah usia kami dengan husnul khatimah, Dan terimalah kami dengan baik saat kembali kepada- Mu

Dan terlimpahlah shalawat dari Allah, Baginya (SAW) yang kepadanya terkumpul segala kebaikan.

Ahmad yang tersuci serta keluarganya, Dan sahabatnya sebanyak pijaran cahaya.

Ya Allah Limpahkanlah Shalawat dan Salam Sejahtera serta Keberkahan Padanya dan Pada Keluarganya,





الدعاء
DO’A PENUTUP

وَ لَقَدْ أَشَرْ تُ لِنَعْتِ مَنْ أَوْ صَافُهُ
تُحْيِي الْقُلُو بَ تُهَيِّجُ اْلأَ شْجَانَا
وَ اللّهُ قَدْ أَ ثْنَى عَلَيْهِ فَمَا يُسَا
وِ ي الْقَوْ لُ مِنَّا أَوْ يَكُو نُ ثَنَانَا
لَكِنَّ حُبَّا فِي السَّرَ ائِرِ قَدْ دَعَا
لِمَدِ يحِ صَفْوَ ةِ رَ بِّنَا وَ حَدَ انَا
وَ إِذِ امْتَزَ جْنَا بِالْمَوَ دَّةِ ههُنَا
نَرْ فَعُ أَيْدِ ي فَقْرِ نَا وَ رَ جَانَا
لِلْوَ ا حِدِ اْلأ َحَدِ الْعَلِيِّ إِلهِنَا
مُتَوَ سِّلِينَ بِمَنْ إِلَيْهِ دَعَانَا
مُخْتَارِ هِ وَ حَبِيبِهِ وَ صَفِيِّهِ
زَ يْنِ الْوُ جُو دِ بِهِ اْلإِ لهُ حَبَانَا
يَا رَ بَّنَا يَا رَ بَّنَا يَا رَ بَّنَا
بِالْمُصْطَفَى اقْبَلْنَا أَ جِبْ دَ عْوَ انَا
أَ نْتَ لَنَا أَ نْتَ لَنَا يَا ذُ خْرَ نَا
فِي هذِ هِ الدُّ نْيَا وَ فِي أُ خْرَ انَا
أَصْلِحْ لَنَا اْلأَ حْوَ الَ وَ اغْفِرْ ذَنْبَنَا
وَ لاَ تُؤَ اخِذْ رَ بِّ إِنْ أَ خْطَانَا
وَ اسْلُكْ بِنَا فِي نَهْجِ طهَ الْمُصْطَفَى
ثَبِّتْ عَلَى قَدَ مِ الْحَبِيبِ خُطَانَا
أَرِ نَا بِفَضْلٍ مِنْكَ طَلْعَةَ أَحْمَدٍ
فِي بَهْجَةٍ عَيْنُ الرِّ ضى تَرْ عَانَا
وَ ارْ بُطْ بِهِ فِي كُلِّ حَالٍ حَبْلَنَا
وَ حِبَالَ مَنْ وَدَّ وَ مَنْ وَ الاَ نَا
وَ الْمُحْسِنِينَ وَ مَنْ أ َجَابَ نِدَ اءَ نَا
وَ ذَوِ ي الْحُقُو قِ وَ طَالِبًا أَوْ صَانَا
وَ الْحَاضِرِ ينَ وَ سَاعِيًا فِي جَمْعِنَا
هَا نَحْنُ بَيْنَ يَدَ يْكَ أَنْتَ تَرَ انَا
وَ لَقَدْ رَ جَوْ نَاكَ فَحَقِّقْ سُؤْ لَنَا
وَ اسْمَعْ بِفَضْلِكَ يَا سَمِيعُ دُعَانَا
وَ انْصُرْ بِنَا سُنَّةَ طهَ فِي بِقَا
عِ اْلأَ رْضِ وَ اقْمَعْ كُلَّ مَنْ عَادَ انَا
وَ انْظُرْ إِلَيْنَا وَ اسْقِنَا كَأْسَ الْهَنَا
وَ اشْفِ وَ عَافِ عَاجِلاً مَرْ ضَانَا
وَ اقْضِ لَنَا الْحَاجَاتِ وَ احْسِنْ خَتْمَنَا
عِنْدَ الْمَمَاتِ وَ أَصْلِحَنْ عُقْبَانَا
يَا رَ بِّ وَ اجْمَعْنَا وَ أَحْبَابًا لَنَا
فِي دَ ارِكَ الْفِرْ دَ وْسِ يَا رَ جْوَ انَا
بِالْمُصْطَفَى صَلِّ عَلَيْهِ وَ آلِهِ
مَا حَرَّ كَتْ رِ يحُ الصَّبَا أَغْصَانَا
سُبْحَانَ رَ بِّكَ رَ بِّ الْعِزَّ ةِ عَمَّا يَصِفُونَ
وَ سَلاَ مٌ عَلَى الْمُرْ سَلِينَ
وَ الْحَمْدُ لِلّهِ رَ بِّ العَالَمِينَ

Maka telah ku Isyaratkan untuk menyifatkan Budi Pekerti (Beliau saw) yang menghidupkan dan mengguncang luruhkan kegundahan,

Dan Allah Telah Memujinya maka apalah artinya pujian kita dan bagaimana (pujian kita ini) dinamakan pujian,

Akan tetapi cinta kasih dalam sanubari telah menuntut untuk memuji hamba Pilihan Pencipta kita yang telah menyeru kita dengan Kelembutan,

Maka setelah kita berpadu dengan cinta dan kasih sayang (terhadap Nabi saw) maka disinilah kita mengangkat kedua tangan kita yang hina dina untuk berdo’a dengan penuh pengharapan,

Kepada Tuhan Yang Maha Tunggal dalam Ke Esaan Nya, serta Maha Mulia dengan mengambil perantara pada yang telah menyeru kita Kepada Nya,

Hamba- Nya yang terpilih, Kekasih- Nya serta hamba- Nya yang Terkemuka dan sebaik-baik Ciptaan di Alam Semesta yang dengannya (saw) Allah telah menciptakan kita,

Wahai Tuhan kami, Wahai Tuhan Kami, Wahai Tuhan kami, Demi Nabi yang Terpilih Terimalah Kami dan Kabulkanlah Do’a Kami,

Hanya Engkaulah Harapan Kami, Hanya Engkaulah Harapan Kami, Wahai satu-satunya Tempat Memohon dan Harapan di Dunia dan di Akhirat kami,

Perbaikilah Keadaan Kami dan Ampunilah Dosa-Dosa Kami dan Janganlah Engkau Murkai Kami apabila kami berbuat kesalahan,

Dan jadikanlah kami selalu berjalan pada ajaran Nabi Thaahaa (saw) yang terpilih dan kuatkanlah serta tetapkanlah langkah-langkah kami pada jalan yang telah dilalui oleh Sang Kekasih,

Dan Perlihatkanlah kami Demi Anugerah dari Mu, Wajah Nabi Mu dalam Gemilangnya Kegembiraan dengan Pandangan Kasih Sayang serta Keridhoan yang selalu menaungi kami,

Dan ikatlah kami selalu dengan Beliau (saw) dalam segala gerak-gerik kami, dan juga orang-orang yang mengikuti kami dan mencintai kami,

Demikian pula orang-orang yang beramal shalih dan orang-orang yang mendengar da’wah kami, orang yang kami berhutang budi pada mereka dan orang-orang yang memohon nasehat dari kami,

Juga atas para hadirin dan penyelenggara, maka Wahai Allah Inilah kami di hadapan Mu dan Engkau Melihat Kami,

Dan bahwasanya kami Mengharapkan Mu, maka Kabulkanlah Permohonan kami dan Dengarlah demi Kemurahan Mu, Do’a Kami wahai Yang Maha Mendengar,

Dan Pilihlah Kami sebagai Penolong Sunnah Thaahaa (saw) di Seluruh Pelosok Bumi, dan Hancurkanlah semua yang memusuhi kami,

Dan Pandanglah Kami dengan Kasih Sayang Mu dan berilah kami minuman dari cangkir-cangkir (Mahabbah Rasul saw) dan Sembuhkanlah Penyakit yang ada pada kami dengan segera,

Dan kabulkanlah segala hajat kami dan akhirilah hidup kami dengan kebaikan dan jadikanlah kebaikan pula di hari kemudian,

Wahai Allah Kumpulkanlah Kami Bersama Kekasih-Kekasih Kami di surga Firdaus- Mu Wahai yang hanya kepada Nya harapan kami,

Demi Hamba (saw) yang terpilih yang Limpahan Shalawat selalu atasnya dan atas keluarga serta keturunannya sebanyak hembusan angin di pagi hari,

Maha Suci Tuhanmu Pencipta Yang Maha Memiliki Kekuasaan, dari apa yang mereka sifatkan,

Dan Salam Sejahtera atas Para Rasul,
Dan Segala Puji Bagi Allah Pencipta Seluruh Alam.

مجلس صلوات حين فيقولوبنا
الحبيب نبيل بين سياق القادري

::::====================::::====================::::

Sekretariat Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina
JL. Mawar Raya Blok OIII No.3 Komp. Larangan Indah, 
Larangan Utara - Ciledug, Kota Tangerang

Info Jadwal   :
Ustad Fiqih Furqon  : 085714380985
  Adi Setiawan         : 089687245308
Azka Muhammad      : 089699373842 




Selasa, 26 Februari 2013

Bangkitlah wahai Pemuda - Pemudi & Jadikan Rasulullah SAW sebagai Idolamu


“Tanpa seorang pendidik, murid tidak akan tahu apa-apa. Saya tahu Rabb saya karena ada seorang murabbi, pendidik. Kalau pengajar, banyak sekali. Tapi pendidik, langka.”
 

Muda usianya tapi dalam ilmunya. Itulah kesan yang melekat pada diri Habib Nabiel Syauqi Al-Qadri, pengasuh Majelis Ta’lim dan Shalawat Hayyun Fii Qulubinaa. Pribadi­nya ramah dan komunikatif, riang dan ter­buka, bersikap selalu rendah hati dan membuat lawan bicaranya betah berko­munikasi dengannya.

Di daerah Larangan, Cileduk, Jakar­ta Selatan, khususnya, dan Jakarta Ba­rat umumnya, nama Habib Nabiel sudah ti­dak asing lagi. Sekarang majelisnya su­dah menyebar ke berbagai tempat se­hingga sudah mempunyai tiga  belas korwil.

Ia lahir dan dibesarkan di daerah Larangan, Cileduk, 28 tahun yang lalu, dari keluarga yang mencintai pendidik­an. Ayahnya, Ustadz Syauqi, adalah  di­rektur Jamiat Kheir. Dari kecil, ia sudah mendapat arahan dan bimbingan dalam hal agama, jenjang pendidikannya pun tidak terlepas dari pesantren dan se­kolah agama. Sebelum mondok di Pon­dok Pesantren Darul Lug­hah wad Da’wah, Bangil, Jawa Timur, ia menjadi santri di Pesantren Al-Hami­diyah, De­pok, Jawa Barat.


Selepas dari Bangil, Habib Nabiel me­lanjutkan menuntut ilmu ke Darul Mus­thafa, Hadhramaut, di bawah bimbingan Habib Umar Bin Hafidz. Di Hadhramaut, Habib Nabiel banyak sekali mendapat­kan bimbingan, ilmu, dan teladan dari Ha­bib Umar Bin Hafidz, juga dari Habib Ali Al-Jufri, karena ia sempat menjadi pem­bantu (khadim) Habib Ali Al-Jufri.

“Kalau kita ingin belajar ke Hadhra­maut, harus mempunyai dasar yang kuat. Bahasa Arab harus dimatangkan. Kalau perlu, sudah mempunyai hafalan Al-Qur’an,” ujar ayah satu putri ini de­ngan suaranya yang empuk.

“Setelah itu kita tanyakan kepada diri kita, untuk apa belajar ke Hadhramaut, bukankah tanah air juga gudangnya ilmu agama, nahwu, dan sharaf, para ahlinya terkenal dari Indonesia, lalu, kalau mau belajar ceramah, Mesir terkenal sebagai pusatnya? Mengapa harus ke Hadhra­maut? Kita datang ke Hadhramaut untuk barakatul ‘ilmi, mencari berkah ilmu. Ke­berkahan ilmu itu berawal dari penga­mal­an ilmu, dan itu yang kuat menjaga­nya di Hadhramaut,” ujarnya.


“Yang saya pelajari di Hadhramaut kitab yang sudah dipelajari di Bangil tapi berkahnya berbeda. Saya mengulang ki­tab itu tapi di samping itu saya juga me­lihat contoh dan perilaku Habib Umar, apa yang beliau lakukan. Tatkala pagi datang, sambil terkantuk beliau tetap mengajar, secercah sinar matahari me­nerpa tubuh­nya. Walau kadang lelah, dak­wah terus berjalan. Lalu saya me­nyaksikan bagai­mana interaksi beliau dengan yang tua, dengan yang muda, de­ngan anak-anak, dengan yang non­muslim.

Tanpa seorang pendidik, murid tidak akan tahu apa-apa. Saya tahu Rabb saya karena ada seorang murabbi, pen­didik. Kalau pengajar, banyak sekali. Tapi pendidik, langka.”

Hidup di Dalam Qalbu
Setelah menuntut ilmu selama empat tahun di Darul Musthafa, Habib Nabiel kembali ke tanah air pada tahun 2007. Ia menginformasikan bahwa di Darul Musthafa sekarang sudah ada gelar “Lc” untuk alumninya. Ini berawal dari kepri­hatinan Habib Umar Bin Hafidz terhadap para alumnus Darul Musthafa yang ber­asal dari beberapa negara. Setelah me­nuntut ilmu sekian lama di Hadhramaut, hanya untuk mendapat gelar mampir se­bentar ke Mesir. Untuk itulah, sekarang ada gelar.
Habib Nabiel mengakui, abahnya sa­ngat berperan memberikan nasihat, do­rongan, dan masukan tanpa lelah. Abah­nya mendorongnya memperkenalkan diri kepada masyarakat setelah pulang ke tanah air. “Hadiri terus majelis ta’lim, jaga hubungan dengan masyarakat, per­kenalkan diri dengan santun, jangan de­ngan cara memaksakan diri, atau me­ngatakan ‘Ini lho ana’,” ujarnya meniru­kan nasihat abahnya.

Habib Nabiel pun menghadiri ta’lim di Majelis Rasulullah, pimpinan Habib Munzir Al-Musawa. Ia sempat deg-deg­an saat hadir pertama kali melihat ja­ma’ah yang demikian banyak. Ia diberi tempat oleh seniornya, Habib Munzir, dan disambut dengan sangat baik. Saat itu Habib Munzir mengatakan kepada­nya agar pekan selanjutnya ia mengisi taushiyah.

Waktu pun berjalan seiring semakin banyak ta’lim yang diisinya, di Menteng Dalam. Atas arahan K.H. Abdurrahman Nawi, ia pun mendirikan majelis ta’lim dan shalawat yang oleh abahnya diusul­kan namanya “Hayyun fii Qulubinaa”, hidup di dalam qalbu. Beberapa waktu kemudian ketika Habib Ali Al-Jufri ber­kunjung ke Indonesia, nama tersebut di­resmikan.
Di majelisnya, selain shalawat, pem­bacaan Maulid, ada juga pembacaan hizb (doa-doa perlindungan) Bin Sahil, lalu kitab-kitab fiqih, Riyadhus Shalihin, tafsir, tauhid, dan taushiyah. Hampir se­mua ta’lim berlangsung malam hari, ke­cuali untuk ibu-ibu, berlangsung siang hari, di beberapa tempat.



Majelis Gabungan
Saat ini di Jakarta Barat dan perba­tasan, seperti Cileduk, Cipulir, berkem­bang majelis gabungan yang mengada­kan ta’lim setiap Ahad pekan pertama. Banyak pihak menyambut gembira ada­nya majelis gabungan, karena hal itu akan membuat dakwah semakin solid. “Kita berusaha untuk menghindari ma­jelis terpecah-pecah.... Dakwah itu harus saling bersinergi, saling berangkulan. Juru dakwah jangan sampai menutup diri. Dan alhamdulillah banyak manfaat yang dirasakan dengan terbentuknya ma­jelis gabungan itu, yang sekarang ber­himpun delapan majelis ta’lim,” tutur Habib Nabiel.
Habib Ali Al-Jufri sangat senang dan mendukung adanya majelis gabungan tersebut. Itu potensi yang luar biasa.

Dalam berdakwah, Habib Nabiel ber­usaha semaksimal mungkin memadu­kan ketegasan dan kelembutan. Kepada yang muda ia selalu mengingatkan agar menjaga akhlaq sebagai anak majelis. Anak majelis harus taat peraturan, kalau berlalu lintas taati rambu-rambu, jangan suka menyerobot. “Kita anak majelis, bu­kan anak geng motor.”

Ada yang membuatnya sangat ber­semangat ketika menjalani tugas dak­wah, yaitu semangat belajar orang-orang tua di majelis yang dibinanya. Mi­salnya di Kramat Jati, orang tua mem­bawa buku untuk mencatat, itu mem­buat­nya terpacu untuk juga punya per­siapan yang baik sebelum memberikan ta’lim. Yang tua-tua saja mencatat, tentu yang muda merasa tertantang juga. Yang tua saja masih bersemangat, apa­lagi yang muda. Ada bukti untuk anak-cucu berupa catatan.

Tantangan Dakwah
Apakah para pendakwah perlu spe­sialisasi? Menurut Habib Nabiel, para lu­lusan Hadhramaut lebih condong kepa­da pengamalan ilmu dan kebersihan hati, jadi lebih condong kepada tasawuf. “Kalau dalam agama kan ada tiga pilar. Islam, iman, dan ihsan. Atau fiqih, tauhid, dan tasawuf. Kita dituntut menguasai fiqih, aqidah yang bersih, lalu diamalkan dengan tasawuf. Masing-masing alum­nus kecenderungannya berbeda-beda,” kata Habib Nabiel.

Berbicara tentang dakwah, Habib Nabiel membaginya menjadi dua hal po­kok, yaitu tantangan internal dan ekster­nal. Tantangan internal berawal dari ke­pribadian sang dai. Menurutnya yang paling berat adalah popularitas. “Kadang pendakwah disambut seperti artis, maka kalau tidak hati-hati akan timbul sikap ujub. Ingat, dakwah bukan tontonan, me­lainkan tuntunan. Dakwah juga bukan bisnis. Adalah penilaian yang keliru bah­wa keberhasilan pendakwah itu dari mo­bilnya, dari tempat tinggalnya.... Sekali lagi, dakwah bukan ladang bisnis. Jika ada pendakwah yang sampai mema­sang tarif, itu sungguh memprihatinkan. Ingat dakwah yang dicontohkan oleh Rasulul­lah SAW, dan ingat pula bagai­mana ja­tuh-bangunnya beliau dalam ber­dakwah, lalu siksaan yang beliau te­rima. Benar Rasulullah SAW menerima hadiah, tapi beliau tidak pernah memin­ta. Jadi para pendakwah harus menela­dani Rasulullah SAW,” kata Habib Nabiel.

Ia mengingatkan, sebisa mungkin pen­dakwah mempunyai nafkah sesuai ke­mampuan. Di Hadhramaut, menurut­nya, para pengajar dan pendakwah me­nafkahi keluarga mereka dengan berda­gang. “Malah ada seorang pengajar yang begitu disegani, mungkin setingkat profesor, kalau tidak mengajar atau tidak berdakwah mengisi hari-harinya dengan berjualan minyak wangi, kitab, sesuai kemampuannya,” ujar Habib Nabiel men­contohkan.

Yang paling penting menurutnya adalah ikhtiar. Soal hasil, itu urusan Allah SWT. Begitu pentingnya ikhtiar, Allah SWT sudah memerintahkan kepada Siti Maryam untuk berikhtiar ketika ia baru saja habis melahirkan Nabi Isa AS. Seperti dikisahkan di dalam Al-Qur’an, Siti Maryam diperintahkan menggun­cang-guncang pohon kurma agar buah­nya berjatuhan untuk dijadikan ma­kanan. Siti Maryam pun mengguncang-guncang pohon kurma tersebut, maka ha­silnya berjatuhanlah kurma, yang di­jadikan santapan setelah ia melahirkan. “Begitulah, demikian pentingnya ikhtiar,” kata Habib Nabiel dengan suara mantap.

Sedangkan tantangan eksternal me­nurutnya adalah kemampuan berdak­wah yang harus mempunyai wawasan luas sehingga ketika meyakinkan pihak yang tidak sependapat akan terucap dari mulut mereka bahwa kita mempunyai ke­dalaman ilmu. “Jadi bukan kita yang memaksakan orang lain mengakui kita, tapi orang lainlah yang dengan tulus mengakuinya,” ujarnya.
Ada kebiasaan unik yang dilakukan­nya sebagai bentuk sikap tawadhu’ ke­pada orangtuanya, yaitu selalu minta air minum yang telah dicicipi dulu oleh orang­tuanya. Air tersebut telah didoai, dan doa orangtua adalah kekuatan dah­syat yang luar biasa.

مجلس صلوات حين فيقولوبنا
الحبيب نبيل بين سياق القادري
::::===================::::================:::: 

Sekretariat Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina
JL. Mawar Raya Blok OIII No.3 Komp. Larangan Indah, 
Larangan Utara - Ciledug, Kota Tangerang

Info Jadwal   :
Rahmat Hidayat  : 08998336919
  Syatiri Ahmad     : 089630012133


Silsilah Nasab Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry

Muhammad Sholallahu 'alaihi Wassalam
binti
Fathimah Azzahra
dari
Sayyidina Ali Karamallahu Wajha
bin
Al Husein
bin
Ali Zainal Abidin
bin
Muhammad Al Bagir
bin
Ja'far Assodiq
bin
Ali Uraidi
bin
Muhammad Annaqib
bin
Isa Arrumiy
bin
Ahmad Al Muhadjir
bin 
Ubaidillah
bin 
Alwi
bin
Muhammad
bin
Alwi
bin 
Ali Kholi Qasim
bin
Muhammad Shohib Mirbath
bin
Ali
bin
Muhammad Al Faqih Al Muqoddam
bin
Ali
bin
Hasan
bin
Muhammad
bin 
Hasan
bin
Muhammad Jamalulail
bin
ali
bin
Abdurrahman
bin
Ahmad
bin
Salim
bin
Muhammad
bin
Abdullah Bahasan
bin
Salim
bin
Muhammad
bin
Husein
bin
Ahmad
bin
Husein
bin
Abdurrahman
bin
Hamid
bin
Abdurrahman
bin
Alwi
bin
Ahmad
bin
Syaikhon
bin
Ahmad Syauqi
bin
Al Habib Nabiel Al Qadry

::::=====================::::===================::::
 Rantai Sanad Keguruan yang menyambung Sampai ke Rasulullah SAW


مجلس صلوات حين فيقولوبنا
الحبيب نبيل بين سياق القادري

::::====================::::====================::::

Sekretariat Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina
JL. Mawar Raya Blok OIII No.3 Komp. Larangan Indah, 
Larangan Utara - Ciledug, Kota Tangerang

Info Jadwal   :
Ustad Fiqih Furqon  : 085714380985
  Adi Setiawan         : 089687245308
Azka Muhammad      : 089699373842 
 

Kamis, 07 Februari 2013

Kios Hayyun

Tersedia berbagai Macam ukuran, Pesan Sekarang !

Tersedia berbagai Macam ukuran, Pesan Sekarang !

::===================::::==================::::

Stiker Logo Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina


 Tersedia di Kios Majelis, Kunjungi Kios Hayyun disetiap acara Tabligh Akbar



مجلس صلوات حين فيقولوبنا
الحبيب نبيل بين سياق القادري

::::====================::::====================::::

Sekretariat Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina
JL. Mawar Raya Blok OIII No.3 Komp. Larangan Indah, 
Larangan Utara - Ciledug, Kota Tangerang

Info Jadwal   :
Ustad Fiqih Furqon  : 085714380985
  Adi Setiawan         : 089687245308
Azka Muhammad      : 089699373842 


Selasa, 05 Februari 2013

Tentang Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina


Tentang Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry :

“Tanpa seorang pendidik, murid tidak akan tahu apa-apa. Saya tahu Rabb saya karena ada seorang murabbi, pendidik. Kalau pengajar, banyak sekali. Tapi pendidik, langka.”
 

Muda usianya tapi dalam ilmunya. Itulah kesan yang melekat pada diri Habib Nabiel bin Syauqi Al-Qadri, pengasuh Majelis Ta’lim dan Shalawat Hayyun Fii Qulubinaa. Pribadi­nya ramah dan komunikatif, riang dan ter­buka, bersikap selalu rendah hati dan membuat lawan bicaranya betah berko­munikasi dengannya.

Di daerah Larangan, Cileduk, Jakar­ta Selatan, khususnya, dan Jakarta Ba­rat umumnya, nama Habib Nabiel sudah ti­dak asing lagi. Sekarang majelisnya su­dah menyebar ke berbagai tempat se­hingga sudah mempunyai tiga  belas korwil.

Ia lahir dan dibesarkan di daerah Larangan, Cileduk, 28 tahun yang lalu, dari keluarga yang mencintai pendidik­an. Ayahnya, Habib Syauqi, adalah  di­rektur Jamiat Kheir. Dari kecil, ia sudah mendapat arahan dan bimbingan dalam hal agama, jenjang pendidikannya pun tidak terlepas dari pesantren dan se­kolah agama. Sebelum mondok di Pon­dok Pesantren Darul Lug­hah wad Da’wah, Bangil, Jawa Timur, ia menjadi santri di Pesantren Al-Hami­diyah, De­pok, Jawa Barat.

Selepas dari Bangil, Habib Nabiel me­lanjutkan menuntut ilmu ke Darul Mus­thafa, Hadhramaut, di bawah bimbingan Habib Umar Bin Hafidz. Di Hadhramaut, Habib Nabiel banyak sekali mendapat­kan bimbingan, ilmu, dan teladan dari Ha­bib Umar Bin Hafidz, juga dari Habib Ali Al-Jufri, karena ia sempat menjadi pem­bantu (khadim) Habib Ali Al-Jufri.

“Kalau kita ingin belajar ke Hadhra­maut, harus mempunyai dasar yang kuat. Bahasa Arab harus dimatangkan. Kalau perlu, sudah mempunyai hafalan Al-Qur’an,” ujar ayah satu putri ini de­ngan suaranya yang empuk.

“Setelah itu kita tanyakan kepada diri kita, untuk apa belajar ke Hadhramaut, bukankah tanah air juga gudangnya ilmu agama, nahwu, dan sharaf, para ahlinya terkenal dari Indonesia, lalu, kalau mau belajar ceramah, Mesir terkenal sebagai pusatnya? Mengapa harus ke Hadhra­maut? Kita datang ke Hadhramaut untuk barakatul ‘ilmi, mencari berkah ilmu. Ke­berkahan ilmu itu berawal dari penga­mal­an ilmu, dan itu yang kuat menjaga­nya di Hadhramaut,” ujarnya.

“Yang saya pelajari di Hadhramaut kitab yang sudah dipelajari di Bangil tapi berkahnya berbeda. Saya mengulang ki­tab itu tapi di samping itu saya juga me­lihat contoh dan perilaku Habib Umar, apa yang beliau lakukan. Tatkala pagi datang, sambil terkantuk beliau tetap mengajar, secercah sinar matahari me­nerpa tubuh­nya. Walau kadang lelah, dak­wah terus berjalan. Lalu saya me­nyaksikan bagai­mana interaksi beliau dengan yang tua, dengan yang muda, de­ngan anak-anak, dengan yang non­muslim.

"Tanpa seorang pendidik, murid tidak akan tahu apa-apa. Saya tahu Rabb saya karena ada seorang murabbi, pen­didik. Kalau pengajar, banyak sekali. Tapi pendidik, langka.”
Hidup di Dalam Qalbu

Setelah menuntut ilmu selama empat tahun di Darul Musthafa, Habib Nabiel kembali ke tanah air pada tahun 2007. Ia menginformasikan bahwa di Darul Musthafa sekarang sudah ada gelar “Lc” untuk alumninya. Ini berawal dari kepri­hatinan Habib Umar Bin Hafidz terhadap para alumnus Darul Musthafa yang ber­asal dari beberapa negara. Setelah me­nuntut ilmu sekian lama di Hadhramaut, hanya untuk mendapat gelar mampir se­bentar ke Mesir. Untuk itulah, sekarang ada gelar.

Habib Nabiel mengakui, abahnya sa­ngat berperan memberikan nasihat, do­rongan, dan masukan tanpa lelah. Abah­nya mendorongnya memperkenalkan diri kepada masyarakat setelah pulang ke tanah air. 

“Hadiri terus majelis ta’lim, jaga hubungan dengan masyarakat, per­kenalkan diri dengan santun, jangan de­ngan cara memaksakan diri, atau me­ngatakan ‘Ini lho ana’,” ujarnya meniru­kan nasihat abahnya.

Habib Nabiel pun menghadiri ta’lim di Majelis Rasulullah, pimpinan Habib Munzir Al-Musawa. Ia sempat deg-deg­an saat hadir pertama kali melihat ja­ma’ah yang demikian banyak. Ia diberi tempat oleh seniornya, Habib Munzir, dan disambut dengan sangat baik. Saat itu Habib Munzir mengatakan kepada­nya agar pekan selanjutnya ia mengisi taushiyah.


Sejarah Majelis
Al Habib Ali bin Abdurrahman Al Jufri bersama Al Habib Nabiel bin Syauqi Al Qadry
Waktu pun berjalan seiring semakin banyak ta’lim yang diisinya, di Menteng Dalam. Atas arahan K.H. Abdurrahman Nawi, ia pun mendirikan majelis ta’lim dan shalawat yang oleh abahnya diusul­kan namanya “Hayyun fii Qulubinaa”, hidup di dalam qalbu. Beberapa waktu kemudian ketika Habib Ali Al-Jufri ber­kunjung ke Indonesia, nama tersebut di­resmikan.


Di majelisnya, selain shalawat, pem­bacaan Maulid, ada juga pembacaan hizb (doa-doa perlindungan) Bin Sahil, lalu kitab-kitab fiqih, Riyadhus Shalihin, tafsir, tauhid, dan taushiyah. Hampir se­mua ta’lim berlangsung malam hari, ke­cuali untuk ibu-ibu, berlangsung siang hari, di beberapa tempat.
Dalam berdakwah, Habib Nabiel ber­usaha semaksimal mungkin memadu­kan ketegasan dan kelembutan. Kepada yang muda ia selalu mengingatkan agar menjaga akhlaq sebagai anak majelis. Anak majelis harus taat peraturan, kalau berlalu lintas taati rambu-rambu, jangan suka menyerobot. 

“Kita anak majelis, bu­kan anak geng motor.”

Ada yang membuatnya sangat ber­semangat ketika menjalani tugas dak­wah, yaitu semangat belajar orang-orang tua di majelis yang dibinanya. Mi­salnya di Kramat Jati, orang tua mem­bawa buku untuk mencatat, itu mem­buat­nya terpacu untuk juga punya per­siapan yang baik sebelum memberikan ta’lim. Yang tua-tua saja mencatat, tentu yang muda merasa tertantang juga. Yang tua saja masih bersemangat, apa­lagi yang muda. Ada bukti untuk anak-cucu berupa catatan.


Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina selalu mengadakan Tabligh Akbar disetiap malam minggunya,biasanya diadakan di Muhola,di Masjid atau dijalan jalan perkampungan ,yang disetiap malam minggunya selalu berpindah pindah tempat.

Bila sahabat fillah melewati daerah Ciledug - Kota Tangerang dan sekitarnya, kawasan ini selalu ramai dihiasi oleh Umbul - umbul berwarna Kuning dan Biru sebagai wujud Syi'ar Majelis Sholawaat Hayyun Fii QUlubina,yang akan Dihadiri oleh Ribuan Jama'ah yang mayoritasnya para pemuda dan pemudi SE-Kota Tangerang.

مجلس صلوات حين فيقولوبنا
الحبيب نبيل بين سياق القادري

::::====================::::====================::::

Sekretariat Majelis Sholawaat Hayyun Fii Qulubina
JL. Mawar Raya Blok OIII No.3 Komp. Larangan Indah, 
Larangan Utara - Ciledug, Kota Tangerang

Info Jadwal   :
Ustad Fiqih Furqon  : 085714380985
  Adi Setiawan         : 089687245308
Azka Muhammad      : 089699373842